Showing posts with label Personal. Show all posts
Showing posts with label Personal. Show all posts

Wednesday, March 8, 2017

International Women's Day




Selamat hari wanita sedunia!

What a wonderful destiny to be a woman!

Ya, saya bangga jadi perempuan.

Dulu saya sempat agak pesimis dengan kodrat sebagai perempuan yang kelihatannya serba terjebak di berbagai situasi, terutama dalam sebuah pernikahan.

Sunday, February 5, 2017

Menabung Doa


Saya percaya banyak hal baik yang datang sebagai kafarah dari apa yang kita lakukan atau yang kita pinta sebagai doa di masa-masa yang lalu. Itu yang membuat saya percaya doa pun sebuah tabungan entah akan dikabulkan atau digantikan dengan yang lebih baik.

Saya percaya tidak ada doa yang tidak dikabulkan. Ketika harapan yang kita panjatkan tidak menjadi kenyataan, pasti ada hal yang lebih baik yang akan menggantikan. Meskipun pada awalnya rasa kecewa itu ada, tapi saya belajar untuk melihat hal baik apa yang Allah sisipkan bersama pengganti itu dan itu lebih melegakan daripada terus bertanya-tanya kenapa doa saya tidak dikabulkan.

Ada yang bilang berdoa itu seperti mengayuh sepeda, suatu saat ia akan membawamu pada sebuah tujuan. Atau ada juga yang mengatakan berdoa itu seperti membuat tangga ke langit, awalnya hanya satu anak tangga yang tingginya cuma beberapa senti. Lalu bertambah lagi anak tangga. Seiring semakin rutinnya doa yang kita panjatkan dan semakin banyak yang mendoakan semakin banyak anak tangga yang tersusun dan semakin tinggi tangga itu mengarah ke langit. Suatu saat tangga itu akan menyentuh pintu langit dan membukanya, saat itu pula lah doa akan terkabul.

Dan yang paling membuat saya terharu tentang doa saya rasakan di dalam hadist ini:

Sesungguhnya Allah Maha pemalu dan pemurah. Dia malu bila seorang lelaki mengangkat kedua tangannya kepada-Nya lalu Dia mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa. (HR. Abu Daud: 1488 dan at-Tirmidzi: 3556 dan beliau mengatakan: hasan gharib. Dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud dan Shahih at-Tirmidzi).
Hadist tersebut saya interpretasikan sebagai rasa sayang Allah terhadap hambanya yang tidak bosan meminta. Allah saja malu jika ada doa hambanya yang tidak Ia kabulkan tetapi kenapa kita sering tidak tahu malu dengan tidak mau meminta kepada Allah?

Seringkali manusia merasa bisa mengusahakan apa yang ia inginkan, padahal setiap hal yang berhasil kita raih adalah sebuah pemberian dari Allah. Keengganan manusia untuk meminta adalah suatu kesombongan. Jadi, mintalah apa yang kita inginkan karena Allah suka mendengar doa hambanya yang berharap padaNya.

Wednesday, February 1, 2017

Judge the Book by Its Cover

imgsrc: we heart itSalah satu hal yang mungkin tidak patut dicontoh oleh seorang pecinta buku dari saya adalah terkadang saya menilai sebuah buku dari covernya.

Kalau banyak orang selalu menekankan "don't judge a book by it's cover" dan menerapkan istilah itu dalam banyak hal, saya, untuk soal buku, masih suka melakukannya. Tapi bukan berarti saya melihat suatu hal dari luarnya saja. Jangan disamaratakan dengan hal lain juga ya.

Cover buku yang menarik masih menjadi daya tarik buat saya. Terkadang judul bukunya bikin penasaran, tapi karena covernya kalah saing sama yang lain, akhirnya saya ambil buku yang covernya lebih menarik perhatian. Entah kenapa senang aja rasanya lihat cover buku yang "eye catching". Bikin semangat bacanya. Iya nggak sih? Atau mungkin juga karena saya perempuan? Jadi maunya cover sebuah buku itu yang indah-indah gitu. Walaupun isinya nggak harus selalu indah . Makanya saya terkadang menyayangkan kalau menemukan buku yang judulnya bikin penasaran, sinopsisnya bagus tapi covernya kurang menarik. Biasanya kalau yang begitu saya cari review-annya dulu di internet. Kalau memang pada akhirnya bikin tertarik baru saya ambil.

Saya juga kurang suka sama buku yang covernya bergambar manusia. Kecuali kalau buku itu sebuah biografi. Atau, gambar manusianya membelakangi cover. Kayaknya itu merusak imajinasi saya tentang penggambaran karakter dalam cerita. Kecuali (lagi) buku itu sudah atau akan difilmkan. Justru itu membantu saya membentuk karakter seperti apa yang ada dalam cerita. Seri Harry Potter, Twilight, Hunger Games atau buku-buku yang sudah difilmkan seperti itu justru memudahkan dalam penggambaran tokoh ketika membaca bukunya.

Tapi, saya juga pernah menyesal membeli sebuah buku karena menilai dari covernya. Ada dua buku pilihan yang saya temukan dengan penulis yang sama. Saya ambil yang covernya lebih menarik buat saya. Setelah saya baca, ternyata saya kurang suka. Ada salah satu karakter, bukan tokoh utama tapi cukup sering muncul. Sifat dari tokoh ini yang paling saya nggak suka. Itu jadi merusak dan membuat saya jadi ogah-ogahan melanjutkan membaca. Kalau saya antusias, buku yang berkisar 300an halaman bisa saya selesaikan dengan mudah. Tapi kalau dari beberapa bab awal sudah ada yang merusak, bisa berbulan-bulan saya selesaikan atau malah justru saya tinggalkan.

Monday, January 23, 2017

Reading Journey


If you ask me if I like reading, it’s same as you ask me if I like breathing - Anonymous

That is a quote I found when I browsed some reading quotes for my task. I think it suits me. I don’t know when or why I like reading. I even can’t remember whether my mom had read me a classic fairytale when I was a child before I sleep. What I can remember is that my Mom often helps me to remember some dua or salaah recitation before I go to sleep.

My exposure to fairytale such as Cinderella, Snow White, Beauty and The Beast or other Disney Princesses maybe started when I was in elementary school, from text book, usually ‘Bahasa Indonesia’ or English text book. I also know H.C. Andersen as the best author for children story in his era from a little biography of him on my ‘Pkn’ text book. And other ways I explore children stories is from television such as Japan animation, Disney, and.. Barbie.

I remember my Mom bought me Bobo - it is an Indonesian children magazine with the tagline “Bobo, teman bermain dan belajar (Bobo, friend for play and study). I think it is the best children magazine. Really, I mean it! :D Bobo has some stories such as Oki and Nirmala and Bona and Rong rong and of course, Bobo itself.


When I was junior high school, I like collected teen magazine, teenlit novel, and comic. Sometimes I discuss it with my friends too. At that time, I like Japanese culture so that’s why I like comic. I also started to like Hollywood since I like to watch western movies.

While when I was in senior high school, my interest moved to Korean culture since there was a Korean wave invasion. But my interest toward Japanese culture didn’t lose, just, somehow, decreased. My novel genre has changed as well. I was no longer read teenlit novel. It moved to metropop or other adult genre that brings more complicated plot story, not as like teenlit that usually have a predictable ending story (sorry). But I still keep some of my teenlit.

More grow up, I have developed my reading genre. I like science fiction, biography, historical stories, dystophia, romance and other genres. I like popular series too such as Harry Potter, Twilight Saga, Immortal series (by Alison Noel), etc.

Well, those are some of my reading journey. Anyone here has a same hobby about reading? Could you please share it with me? I am in searching for friends who have a same hobby? :)

Tuesday, January 3, 2017

Tahun Baru


Awal tahun baru kemarin banyak yang bilang nggak seseru tahun-tahun sebelumnya. Nggak banyak petasan, kembang api, tiupan terompet dan segala macam pernak-pernik khas tahun baru. Rasanya datar-datar saja. Acara bakar-bakar pun nggak seheboh biasanya di mana orang-orang sibuk membeli ayam, ikan dan jagung untuk dibakar di malam tahun baru.

Saya sendiri malah merasa itu lebih baik. Yang pertama karena alasan kepercayaan. Dengan mayoritas penduduk muslim dan semakin gencarnya dakwah baik yang offline maupun online, yang dilakukan akun real ustadz yang sudah terkenal ataupun belum, mampu menambah ilmu kita. Bahasan soal perayaan tahun baru pun tidak luput. Bahwa ketika kita merayakan tahun baru, maka tiga agama sekaligus kita anut pada malam itu. Tidak perlu saya ceritakan sejarah panjang mengenai terompet, petasan, topi kerucut dan aksesoris tahun baru lainnya. Silakan cari tahu sendiri dan pahami lebih dalam.

Di luar alasan kepercayaan, coba kita lihat lagi, apa manfaatnya buang-buang uang beli petasan kalau ujungnya hanya untuk dibakar? Sama seperti rokok, pada dasarnya kita tahu itu tidak ada manfaatnya, justru mengundang penyakit. Tapi kenapa kita masih mau menghabiskan uang untuk hal yang tidak berguna seperti itu? Topi, terompet dan aksesoris tahun baru juga pada akhirnya akan terbuang begitu jam dua belas sudah terlewat. Kalau hanya karena ritual setahun-sekali, masih banyak acara tahunan yang lebih bermanfaat.

Semakin dewasa saya semakin berpikir mengenai hal mana yang lebih baik dilakukan. Dosen manajemen pendidikan saya pernah mengatakan "Waktu itu sesuatu yang nisbi. Kita nggak akan mampu mengejarnya apalagi membalikannya. Jangan sampai terlena dengan kesenangan yang sementara"

@30haribercerita #30haribercerita #30hbc1703 #tahunbaru #newyear #2k17 #2017