Wednesday, March 8, 2017

International Women's Day




Selamat hari wanita sedunia!

What a wonderful destiny to be a woman!

Ya, saya bangga jadi perempuan.

Dulu saya sempat agak pesimis dengan kodrat sebagai perempuan yang kelihatannya serba terjebak di berbagai situasi, terutama dalam sebuah pernikahan.


Kalau sebelum menikah anak perempuan adalah milik ayahnya, maka setelah menikah suaminya lah yang menjadi penanggung jawabnya sekaligus pemimpinnya. Ia harus patuh pada suaminya. Ridho Allah bersamanya jika suaminya ridho atas apa yang dilakukannya. Sementara banyak suami yang memperlakukan istrinya dengan tidak baik, kasar, dan merasa istri harus tunduk (tetapi diartikan sebagai hormat) terhadap suami. Mereka berlaku kasar dengan melakukan KDRT.

Banyak laki-laki perhitungan soal harta dalam rumah tangga. Padahal mereka tahu bahwa menafkahi keluarga adalah kewajibannya. Dan seorang istri yang mengatur keuangan keluarga saya rasa berhak tahu penghasilan suaminya secara jujur. Sekedar pertanyaan "uangnya dipakai buat apa?" dalam konteks rumah tangga menurut saya sudah menyinggung kapabilitas istri (wanita) sebagai akuntan keluarga. Wanita, sebagai istri yang baik pemakaian uangnya akan berhubungan dengan kebutuhan keluarga. Apalagi kalau sudah memiliki anak. Uang yang digunakan tidak lepas dari keperluan si anak. Memang, ada juga istri yang boros dan harus ada kontrol dari suami. Tapi kalau itu membuat suami pelit terhadap istri, nggak dibenarkan sama sekali.

Perempuan dilarang memiliki suami lebih dari satu. Sementara laki-laki boleh memiliki istri maksimal 4 istri dengan syarat bisa berlaku adil. Tapi, laki-laki kebanyakan menikah lagi dengan alasan yang islami padahal dilatarbelakangi nafsu. Bilangnya mengikuti Rasul tapi ditanya sifat, perilaku, akhlaq dan aqidah Rasul yang lain sudah dijalani belum, ada aja alasannya.
Tapi dari sekian banyak kasus yang terjadi pada perempuan, bagaimana solusinya?

Menurut saya jawabannya satu, memilih suami yang sholeh.

Rasulullah SAW bersabda :
"Perempuan itu dikawini atas empat perkara, yaitu: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, atau karena agamanya. Akan tetapi, pilihlah berdasarkan agamanya agar dirimu selamat." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dan itu berlaku pula untuk laki-laki.

Laki-laki yang sholeh, jika cinta ia memuliakan, jika tidak suka ia tidak akan menghina.

Perempuan ketika sudah menikah bisa jadi tidak bisa bekerja karena harus mengurus keluarga. Maka sebagai individu, ia tidak punya penghasilan. Hidupnya ditanggung oleh suaminya. Ini adalah bentuk tanggung jawab suami terhadap istri.

Ketika seorang laki-laki mengambil perempuan dari keluarganya untuk dijadikan istri, suami harus berperan sebagai ayah yang melindungi, ibu yang menyayangi, dan juga saudara yang mengasihi. Ditambah lagi peran suami itu sendiri sebagai teman hidup yang harus memimpin dan menafkahi.

"Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan." (HR. Al-Bukhori no 3331 dan Muslim no. 3632)

Hal-hal ini, hanya dipahami oleh laki-laki yang sholeh. Ia tahu bagaimana seharusnya memperlakukan wanitanya. Karena ia tahu, memuliakan wanitanya tidak akan merendahkan posisinya. Justru, semakin dimuliakan, wanita yang shalihah akan semakin menghormati suaminya sebagai imamnya.

Ketika laki-laki tidak bakhil terhadap keluarganya, sebenarnya ia juga memperkaya dirinya.
Mungkin konsepnya seperti sedekah. Semakin banyak memberi, semakin banyak Allah limpahkan rezeki. Karena itu sebagai bentuk rasa syukur.

Untuk suami, kalau ia tidak bakhil terhadap keluarganya, In Shaa Allah akan dimudahkan rezekinya karena Allah tau ia tidak hanya membiayai dirinya tetapi juga keluarganya. Jadi, atas dasar konsep itu, Allah banyak melebihkan rezeki supaya ia dan keluarganya tidak kekurangan.

Semoga kita semua dilimpahkan rezeki yang berkah oleh Allah SWT. Aamiin..
Comments
Comments
-->

0 komentar:

Post a Comment