Salah satu hal yang mungkin tidak patut dicontoh oleh seorang pecinta buku dari saya adalah terkadang saya menilai sebuah buku dari covernya.
Kalau banyak orang selalu menekankan "don't judge a book by it's cover" dan menerapkan istilah itu dalam banyak hal, saya, untuk soal buku, masih suka melakukannya. Tapi bukan berarti saya melihat suatu hal dari luarnya saja. Jangan disamaratakan dengan hal lain juga ya.
Cover buku yang menarik masih menjadi daya tarik buat saya. Terkadang judul bukunya bikin penasaran, tapi karena covernya kalah saing sama yang lain, akhirnya saya ambil buku yang covernya lebih menarik perhatian. Entah kenapa senang aja rasanya lihat cover buku yang "eye catching". Bikin semangat bacanya. Iya nggak sih? Atau mungkin juga karena saya perempuan? Jadi maunya cover sebuah buku itu yang indah-indah gitu. Walaupun isinya nggak harus selalu indah . Makanya saya terkadang menyayangkan kalau menemukan buku yang judulnya bikin penasaran, sinopsisnya bagus tapi covernya kurang menarik. Biasanya kalau yang begitu saya cari review-annya dulu di internet. Kalau memang pada akhirnya bikin tertarik baru saya ambil.
Saya juga kurang suka sama buku yang covernya bergambar manusia. Kecuali kalau buku itu sebuah biografi. Atau, gambar manusianya membelakangi cover. Kayaknya itu merusak imajinasi saya tentang penggambaran karakter dalam cerita. Kecuali (lagi) buku itu sudah atau akan difilmkan. Justru itu membantu saya membentuk karakter seperti apa yang ada dalam cerita. Seri Harry Potter, Twilight, Hunger Games atau buku-buku yang sudah difilmkan seperti itu justru memudahkan dalam penggambaran tokoh ketika membaca bukunya.
Tapi, saya juga pernah menyesal membeli sebuah buku karena menilai dari covernya. Ada dua buku pilihan yang saya temukan dengan penulis yang sama. Saya ambil yang covernya lebih menarik buat saya. Setelah saya baca, ternyata saya kurang suka. Ada salah satu karakter, bukan tokoh utama tapi cukup sering muncul. Sifat dari tokoh ini yang paling saya nggak suka. Itu jadi merusak dan membuat saya jadi ogah-ogahan melanjutkan membaca. Kalau saya antusias, buku yang berkisar 300an halaman bisa saya selesaikan dengan mudah. Tapi kalau dari beberapa bab awal sudah ada yang merusak, bisa berbulan-bulan saya selesaikan atau malah justru saya tinggalkan.